LED Infra Merah
Pengertian
LED Infra Merah merupakan salah satu jenis LED (Light Emiting Diode) yang dapat memancarkan cahaya infra merah yang tidak kasat mata. Cahaya infra merah
merupakan gelombang cayaha yang berapa pada spectrum cahaya tak kasat
mata. LED infra merah dpat memacarkan cahaya infra merah pada saat diode
LED ini diberikan tegangan bias maju pada anoda dan katodanya. LED infra merah
ini dapat memancarkan gelombang cahaya infra merah karena dibuat dengan
bahan khusus untuk memendarkan cahaya infra merah. Bahan pembuatan LED infra merah tersebut adalah bahan Galium Arsenida (GaAs). Secara teoritis LED infra merah mempuyai panjang gelombang 7800 Å dan mempuyai daerah frekuensi 3.104 sampai 4.104 Hz.
Dilihat dari jangkah frekuensi yang begitu lebar, infra merah sangat
fleksibel dalam pengunaanya. LED ini akan menyerap arus yang lebih besar
dari pada dioda biasa. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin
besar daya pancarnya dan semakin jauh jarak sapuannya.
Bentuk LED Infra Merah
Cahaya infra-merah tidak mudah terkontaminasi atau teresonan dengan
cahaya lain, sehingga dapat digunakan baik siang maupun malam. Aplikasi dari LED infra merah
ini dapat digunakan sebagai transmitter remote control maupun sebagai
line detektor pada pintu gerbang maupun sebagai sensor pada robot.
Aplikasi cahaya infra merah sendiri dapat digunakan sebagai link pada
jaringan telekomunikasi atau dapat juga dipancarkan pada fiber optic.
Sebagai receiver cahaya infra merah dapat digunakan foto dioda, fot
transistor maupun modul receiver infra merah.
Alasan Menggunakan Infra Merah ?
Sejak ditemukannya radio maka
penggunaannya semakin lama semakin banyak dan berbagai macam. Hal ini
menimbulkan permasalahan yaitu padatnya jalur komunikasi yang
menggunakan radio. Bisa dibayangkan jika pada suatu kota terdapat
puluhan stasiun pemancar radio FM dengan bandwidth radio FM yang
disediakan antara 88 MHz – 108 MHz. Tentunya ketika knob tunning diputar
sedikit maka sudah ditemukan stasiun radio FM yang lain. Ini belum
untuk yang lain seperti untuk para penggemar radio kontrol yang juga
menggunakan jalur radio. Bahkan untuk pengontrollan pintu garasi juga
menggunakan jalur radio. Jika kondisi ini tidak ada peraturannya maka
akan terjadi tumpang tindih pada jalur radio tersebut.
Alternatifnya yaitu dengan menggunakan
cahaya sebagai media komunikasinya. Cahaya dimodulasi oleh sebuah sinyal
carrier seperti halnya sinyal radio dapat membawa pesan data maupun
perintah yang banyaknya hampir tidak terbatas dan sampai saat ini belum
ada aturan yang membatasi penggunaan cahaya ini sebagai media
komunikasi.
Spektrum Cahaya dan Respon Mata Manusia
Pada dasarnya penggunaan modulasi cahaya
penggunaannya tidak ada batasnya namun modulasinya harus menggunakan
sinyal carrier yang frekuensinya harus sangat tinggi yaitu dalam orde
ribuan megahertz. Biasanya modulasi dengan frekuensi carrier yang tinggi
ini digunakan untuk madulasi sinar laser atau pada transmisi data yang
menggunakan media fiberoptic sebagai media perantaranya. Untuk transmisi
data yang menggunakan media udara sebagai media perantara biasanya
menggunakan frekuensi carrier yang jau lebih rendah yaitu sekitar 30KHz
sampai dengan 40KHz. Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini
paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi
di atas.
Prinsip Kerja Remote Infra Merah
Semua remote kontrol menggunakan
transmisi sinyal infra merah yang dimodulasi dengan sinyal carrier
dengan frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi 30KHz sampai 40KHz.
Sinyal yang dipancarkan oleh transmitter diteria oleh receiver infra
merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner.
Panjang sinyal data biner ini bervariasi
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain sehingga suatu
remote kontrol hanya dapat digunakan untuk sebuah produk dari perusahaan
yang sama dan pada tipe yang sama. Hal ini dapat dicontohkan pada
remote TV SONY hanya bisa digunakan untuk remote VCD SONY dan sebaliknya
tetapi tidak dapat digunakan untuk TV merek yang lain.
Pada transmisi infra merah
terdapat dua terminologi yang sangat penting yaitu : ‘space’ yang
menyatakan tidak ada sinyal carrier dan ‘pulse’ yang menyatakan ada
sinyal carrier.
Pulse-Space Terminologi
1. Pulse-Width Coded Signal.
Pada pengkodean ini panjang pulsa merupakan kode informasinya. Jika panjang pulsa ‘pendek’ (kira-kira 550us) maka dikatakan sebagai logika ‘L’ tetapi jika panjang pulsa ‘panjang’ (kira-kira 2200us) maka menyatakan logika ‘H’.
2. Space-Coded Signals.
Pada pengkodean ini
didasarkan pada panjang/pendek space. Jika panjang pulsa sekitar 550us
atau kurang maka dinyatakan sebagai logika ‘L’ sedangkan jika panjang
space lebih dari 1650us maka dinyatakan sebagai logika ‘H’.
3. Shift Coded Signal.
Pengkodean ini ditentukan pada urutan pulsa dan space. Pada saat ‘space’ pendek, kurang dari 550us dan ‘pulse’ panjang, lebih dari 1100us maka dinyatakan sebagai logika ‘H’. Tetapi sebaliknya jika ‘space’ panjang dan ‘pulse’ pendek maka dinyatakan sebagai logika ‘L’.
Pengkodean ini merupakan hal yang sangat penting karena tanpa mengetahui sistem pengkodean pada sisi transmitter infra merah
maka disisi receiver tidak bisa mendekodekan data/perintah apa yang
dikirmkan. Selain itu didalam pengkodean ini perlu disisipkan suatu data
yang dinamakan sebagai ‘device address’ sebelum data atau perintah. Device addres
ini menyatakan nomor alamat peralatan jika terdapat lebih dari satu
alat yang dapat dikendalikan oleh sebuah remote kontrol pada suatu area
tertentu.
0 comments:
Post a Comment