Mengenal Jenis, Fungsi Dan
Karakteristik Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan muatan listrik dalam waktu tidak tertentu. Berbeda dengan batere
atau akumulator, kapasitor menyimpan dan melepaskan muatan
tanpa terjadi perubahan kimia dalam kapastor tersebut. Kapasitor dibangun dari
2 buah plat yang dipisahkan oleh bahan dielektrik. Bahan yang digunakan sebagai
dielektrik dalam suatu kapasitor ada beberapa
jenis diantaranya udara, keramik, kaca, milar, mika, kertas, tantalum dan
elektrolit. Berdasarkan dielektrikumnya kapasitor dibagi menjadi
beberapa jenis
kapasitor, antara lain:
- Kapasitor Kertas
- Kapasitor Keramik
- Kapasitor Milar
- Kapasitor Mika
- Kapasitor Film
- Kapasitor Elektrolit
- Kapasitor Tantalum
Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah
kapasitor yang mempunyai kutub atau polar, sering disebut juga dengan nama
kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis yaitu polyester
film, poly propylene film atau polysterene film.
Sejarah Penemuan Kapasitor
Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung
metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
“tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif
dan negatif di awan. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor
disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitansi didefenisikan sebagai
kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan
elektron.
Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb =
6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus
dapat ditulis :
Q = CV
Q =
muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
HC= ½ C V 2
[joule]
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi
dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t)
antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan
dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari
beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Tabel Konstanta Bahan Dielektrik
Udara
vakum
|
k = 1
|
Aluminium
oksida
|
k = 8
|
Keramik
|
k = 100
– 1000
|
Gelas
|
k = 8
|
Polyethylene
|
k = 3
|
Konsep Pembuatan Kapasitor
Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan
dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan
terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan
dielektrikum).
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda
sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang
berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai
kapasitansinya.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor
liar. Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya
adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar listrik
yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan.
Prinsip Kapasitor
Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat
yang dibatasi udara. Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik
yang masuk.
Besaran Kapasitansi Kapasitor
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah
perbandingan antara banyaknya muatan listrik
dengan tegangan kapasitor.
C = Q / V
Keterangan :
C =
Kapasitas dalam satuan farad
Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb
V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt
Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb
V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt
Jika
dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad
D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2
d = jarak antara plat dalam satuan cm.
D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2
d = jarak antara plat dalam satuan cm.
Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya
muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut
1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan
dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1mikrofarad
sampai beberapa milifarad. Kapasitor variabel mempunyai ukuran fisik yang besar
tetapi nilai kapasitansinya sangat kecil hanya sampai ratusan pikofarad.
Karakteristik Kapasitor
Pada saat arus berubah arah elektron-elektron harus
meningkatkan dielektrikum. Perubahan arah arus yang terjadi pada saat kapasitor
terhalangi oleh rintangan yang disebut hysterisis kapasitif.
Karakteristik kapasitor adalah :
- Terhadap tegangan dc merupakan hambatan yang sangat besar.
- Terhadap tegangan ac mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai dengan frequency kerja.
- Terhadap tegangan ac akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus 90o mendahului tegangannya.
Resistansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan
ac disebut reaktansi. Disimbolkan dengan Xc, besarnya reaktansi kapasitor
ditulis dengan rumus :
Xc = 1/(2πFc)
Keterangan :
Xc =
Reaktansi kapasitif (ohm)
F = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
c = kapasitansi (farad)
F = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
c = kapasitansi (farad)
Beberapa hal yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada kapasitor adalah lamanya pemakaian kapasitor, tegangan yang diberikan
melebihi batas maksimumtegangan kerja kapasitor tersebut dan kesalahan
pemasangan polaritas kapasitor.
siap in
ReplyDeleteMengenal Komponen Kapasitor